Bercerita tentang suatu kelompok pemerintah yang merencanakan sebuah misi rahasia. Lalu mereka mengumpulkan penjahat-penjahat kelas atas yang dikurung untuk menjalankan misi tersebut. Deadshot, Harley Quinn, Joker, Captain Boomerang, Enchantress, Killer Croc, El Diablo dan lainnya berusaha menjalankan misi tersebut dibawah arahan Rick Flag dan Amanda Waller.
Selanjutnya, anda pasti sudah banyak mengetahui. Film yang gembar gembornya sudah diluncurkan lewat dari 1 tahun lalu itu merupakan adaptasi dari komik terbitan DC Comics, yang bisa kita anggap sebagai “saingan” Marvel. Dan pada dunia film komik, DC yang telah ketinggalan beberapa langkah dari Marvel yang sepertinya lebih sukses menghasilkan film-film adaptasi komik berkualitas mulai mencoba menancapkan kukunya di hati penggemar film komik. Seperti kita lihat sudah ada beberapa plan film yang akan dikeluarkan DC hingga beberapa tahun ke depan dan Suicide Squad menjadi salah satunya tahun ini.
Ada beberapa hal menarik yang bisa saya amati dari film ini sebelum penayangannya. Pertama, tentu saja kehadiran Joker dan bagaimana Jared Leto bisa atau tidak menandingi kharisma Heath Ledger sebagai Joker “lama” di The Dark Knight yang fenomenal itu. Kedua, apakah film ini bisa memenuhi ekspektasi para penggemar (dan/atau bukan penggemar) film atau film komik secara khusus. Ketiga, saya agak penasaran dengan kemunculan tokoh-tokoh DC lainnya di film ini, yang paling utama tentunya Batman. Dan keempat, bagaimana penampilan para cast di film ini karena menurut saya pribadi, dengan banyaknya tokoh-tokoh penjahat disini apakah masing-masing memiliki peran yang seimbang, atau minimal berarti atau ada “gunanya”, atau cuma numpang lewat saja.
Dan mari kita coba bahas satu persatu.
Pertama, Jared Leto sebagai The Joker. Yang saya bisa katakan adalah, HE DID GREAT. Betapa saya tercengang dengan penampilan Joker yang “baru” ini. Kita tak bisa menyamakan Joker yang ini dengan Joker-nya Ledger atau Joker tua nya Jack Nicholson. Joker yang ini lebih sangar, berandal, lebih menyeramkan, dan.. Argh, saya benci kenapa David Ayer kurang banyak menampilkan durasi Joker disini! Dia tampil tidak dalam part yang banyak dan hanya beberapa kali melakukan adegan atau pembicaraan yang kami semua butuhkan. Dan setiap Joker ini tampil, saya selalu tercengang. Leto memang gila. Ini bukan Joker The Dark Knight yang psychotic, ini Joker yang beringas. Dan apabila memang benar Joker Leto ini menjadi lawan Batman-nya Ben Affleck di film stand alone Batman berikutnya, maka perlu kita nantikan apakah Leto mampu melewati penampilan hampir sempurna Ledger sebelumnya.
Dan chemistry Leto dengan Margot Robbie sebagai Harley Quinn, awesome! Akhirnya menjadi kenyataan bagaimana Joker dengan Harley saling merindukan satu sama lain dan melakukan hal-hal gila. Dan setelah melihat mereka musnah lah sudah anggapan chemistry terbaik hanya ada pada Rangga dan Cinta. We want more, Ayer! Segera lah buat film stand alone Joker & Harley Quinn. Yang kurang dari penampilan Leto hanyalah dia nampak lebih kecil untuk menjadi Joker. Posturnya kurang besar layaknya Ledger. Ah, mungkin ini hanya karena saya telah lama terbius sosok Joker Ledger. Sudahlah, anda juga bagus kok Leto.
Kedua, sepertinya untuk ekspektasi, menjadi beragam. Sebelum film ini tayang ada yang memprediksi film ini akan gagal, tidak sebagus yang diharapkan, atau bahkan para die hard (DC) comic movie yang selalu menganggap film keluaran mereka bagus, apa juga akan kecewa. Dan bila ditanyakan kepada saya yang menggemari film komik (namun bukan die hard DC ataupun Marvel), saya akan jawab bahwa film ini tidak terlalu bagus. Yup, awalnya mungkin saya antusias dan tensi mulai terbangun dengan cepat ketika Waller (Viola Davis) mempresentasikan para penjahat di hadapan petinggi-petinggi militer, beserta latar belakang dan kemampuan mereka. Namun di pertengahan hingga akhir film, menjadi membosankan dan kurang kuat dalam penceritaan, seakan hanya “tempelan” saja dan bagaimana mereka semua bisa menaklukan musuh di akhir laga. Saya tidak pandai berbahasa film atau menggurui, namun bisa saya katakan Ayer gagal dalam mempertahankan irama atau plot film ini. Dan setelah selesai film saya bisa bilang “kok begini amat sih akhirannya”. Ya begitulah.
Ketiga, kemunculan para penjahat juga sepertinya ada beberapa yang kurang begitu berfaedah kemunculannya di film ini. Well, memang apa yang kita harapkan? Dalam 2 jam kurang semua harus memiliki peran yang berarti? Itu mah di film sendiri-sendiri saja. Yup, hal itu bisa dimaklumi dan dimaafkan kalau begitu. Dan Batman? Dia tampil cukup berarti meskipun bisa dibilang hanya cameo. Dan membuat saya beranggapan bahwa Ben Affleck semakin cocok dengan peran Bruce Wayne atau manusia bertopeng setengah ini. Memang agak mengingatkan saya pada Batman lawak nya George Clooney sedikit haha.
Eh maaf, itu lebih cocok untuk bahasan keempat. Ketiga, banyak kemunculan tokoh-tokoh DC lain di film ini, dan sepertinya Suicide Squad memang dibuat untuk pemanasan Justice League. Jadi, nantikan saja kemunculan metahumans lainnya dan jangan beranjak ketika credit title sedang diputar. Akan ada “bocoran” untuk proyek DC selanjutnya. Bukan di after credits. I repeat, tidak ada di after credits seperti layaknya Marvel. Mungkin DC tidak mau meniru, haha.
Demikian ulasan singkat saya, dan subjektif sifatnya. Overall, film ini diselamatkan oleh kehadiran Joker. Dan Margot Robbie sebagai Harley Quinn? Tidak usah diragukan lagi. She was HOT! Oh ya, soundtrack atau lagu-lagu tema di sepanjang film juga bagus-bagus. Ada The Real Slim Shady, Bohemian Rhapsody, Grace yang menyanyikan You Don’t Own Me (ini saya suka sekali lagunya) atau bahkan Twenty One Pilots yang lagunya lama-lama enak juga.